I do not own the picture :3
3
ANIME FAVORIT DENGAN ENDING YANG SUCK(?)
Hi minna, long time no
see ^^
Udah lama banget sejak
terakhir kali aku mereview anime, mungkin kalian akan sedikit terganggu saat
melihat judul yang ku tulis diatas. Untuk itu... gomen, aku benar-benar minta
maaf. Seperti yang kujanjikan sebelumnya, aku akan mereview anime dengan ending
yang... suck.
Biasanya aku akan
semangat banget nulis review anime saat baru saja selesai nonton episode
terakhirnya. Beberapa anime yang pernah ku review sebelumnya, adalah beberapa
anime yang langsung ku review begitu aku tamatin nonton semua episodenya. Lalu kenapa
tiga anime favoritku ini malah nggak langsung ku review bahkan sudah lewat
beberapa bulan (bahkan yang tahunan juga ada) sejak aku tamatin nontonnya. (Aku
pusing sendiri baca kalimat dalam paragraf ini ^^)
Sebelumnya gomen lagi,
karena beberapa bulan ini aku jadi jarang aktif dengan blog dan bahkan
fanfiksiku kena hiatus yang cukup lama. Aku memang pemula dalam hal
perfanfiksian dan sebenarnya aku selalu ingin meluangkan waktu untuk menulis
lanjutannya, tapi setiap malam hari menjelang aku selalu merasa lelah dan
akhirnya tenggelam dengan hobi baruku... menggambar. Beberapa reader chanku
yang sweet juga menunggu lanjutan ceritanya, sejujurnya aku merasa sangat
senang dengan respon mereka.. you know, aku bukan penulis yang baik jadi dapet
komen dari reader chan itu sesuatu yang super wahh (hehe).
Jadi... sebisa mungkin
aku akan update meskipun waktunya terbilang agak lama (duh!).
Dari judul diatas kalian
mungkin nanya lagi, dari sekian banyak anime kok Cuma tiga aja sih yang suck,
padahal kamu kan otaku harusnya aktif dong? Hahaha... nggak gitu juga sih,
sebenarnya aku ini Cuma ngaku-ngakunya aja otaku padahal masih otaku setengah
jalan, sebenarnya ada banyak anime yang kutonton tapi ya itu kalau aku tamat
nonton dan sama sekali nggak tertarik buat ngereview ya... udah... aku nggak
tahu mau komen apa... hahahaha.
Selama ini anime
favoritku itu mungkin agak berhubungan dengan yang namanya kekerasan, bukan
berarti aku suka berantem, aku orangnya paling males berantem, soalnya bikin
capek dan badan jadi biru-biru (ogah deh.. hihihi) Jadi dari sekian banyak
genre anime aku nggak nonton semua judul yang airing dalam satu musim, coba
bayangkan dalam satu musim bisa ada sampai 20-30 judul yang harus ditonton
jadi... no. Aku akan membuat batasan dan anime action psychology pasti akan
langsung ada dalam daftar utama anime yang kutonton. Sebelumnya akan aku
perjelas dulu, anime yang kutonton ini ada yang berdasarkan manga dan ada juga
yang tidak... saat menontonnya dan sampai mereview sekarang aku belum sekalipun
baca manganya... so, untuk para otaku sejati ini adalah hal yang memalukan.
Tapi aku ingin sekali mereview ini dari sudut pandang anime saja karena kita
tahu, jalan cerita antara anime dan manga... pasti jauh berbeda.
So, setelah shitty talk
yang panjang banget ada baiknya kalau aku mulai sekarang saja.. oke?? Lets go!
1.
Tokyo
Ghoul
Kalian pasti sudah bosan
dengan judul ini kan dan pasti sudah banyak yang mereview anime ini, tapi
sebelumnya perlu kalian tahu aku nggak pernah baca manganya sama sekali saat
pertama kali nonton animenya. Ini karena kebiasaanku malas baca manga secara
online dan lebih senang mendownload (cih.. maunya yang gratisan mulu) tapi kalo
mau beli bukunya mahal banget T.T bisa miskin kalo yang dibeli Cuma manga
doang. (shitty talk again, gomen).
Review kali ini akan
pendek saja kok J Tokyo ghoul ini bercerita tentang
Kaneki Ken seorang pemuda biasa yang akhirnya berubah menjadi ghoul, manusia
setengah alien? Atau manusia setengah monster? Sebelum akhirnya berubah jadi
ghoul, awalnya Kaneki jatuh cinta dengan seorang gadis yang ia temui di sebuah
cafe. Dia tertarik dengan gadis ini karena selain cantik ia memiliki hobi yang
sama dengan Kaneki, membaca.
Gadis cantik ini bernama
Rize dan tampaknya dia sangat mahir dalam menarik perhatian seseorang meskipun
dengan kacamata nerdnya itu. Ketika Rize mulai mendekati Kaneki hingga akhirnya
mereka bisa pulang bareng, Kaneki nggak pernah membayangkan bahwa Rize akan menipunya
dan menyerangnya, ternyata Rize adalah seorang ghoul. Rize menyerang Kaneki dan
sempat menggigit bagian tubuhnya, efek yang diterima oleh Kaneki mirip sama
efek habis digigit sama Vampir, dia akan berada dalam dua pilihan antara mati
atau berubah jadi makhluk yang mengigit dia sebelumnya.
Review awalnya sampai
sini saja karena kebanyakan dari kalian pasti sudah tahu jalan ceritanya,
sebenarnya aku suka sekali alur dalam anime ini karena sangat mudah dimengerti,
detail permasalahannya juga menurutku sudah jelas meskipun kita sudah tahu
jalan cerita manga dan anime pasti berbeda meskipun pada akhirnya tujuan yang
ingin dicapai dari penyampaian yang beda itu akan sama. Tapi meskipun beda aku
tetap bisa menikmati animenya (mungkin karena aku belum baca manganya juga kali
ya... kalo udah baca aku pasti akan protes :3)
Penjelasan tentang apa
itu Ghoul dan ternyata ada ghoul baik juga dijelaskan dalam season 1, sampai
episode akhir dari anime ini aku benar-benar mabuk kepayang. Aku sampai gila-gilaan
nyari season 2nya gara-gara nggak sabar nonton, dan diseason 2 ini juga
dijelaskan bahwa ada organisasi khusus yang melandasi para Ghoul ini tapi pas dekat-dekat endingnya dooong... oh
my....
Kenapa aku merasakan
suasana yang agak Yaoi??? Sejujurnya aku ini suka lihat persahabatan yang erat
antara dua lelaki, karena pertemanan
antara cowok itu nggak menuntut banyak, nggak kaya pertemanan antara cewek yang
siklusnya bisa naik bisa turun tergantung moodJ (gomeeennn). Tapi tentu saja aku masih belum siap
karakter favoritku dijadikan tokoh Yaoi. Entah kenapa pesan yang ingin
disampaikan dalam season 2 ini jadi kurang tersampaikan dan agak nggak bisa
masuk dalam kepalaku ya, aku terlalu terganggu dengan adegan ending saat Kaneki
kok kayaknya punya perasaan mendalam terhadap sahabatnya :3
Karena ngerasa ada yang
janggal akupun coba-coba lihat komentar para responden yang sudah nonton Tokyo
Ghoul, kebanyakan dari mereka juga menyayangkan anime ini dan lebih suka
manganya, sebenarnya Tokyo Ghoul adalah manga yang keren abis (sayang belum
sempat baca semua) jika saja para pembuat alur animenya nggak menambah atau
mengurangi ceritanya supaya lebih menjual pasti animenya akan sekeren Attack on
Titan.
2.
BTOOOM!
Awalnya Btooom ini bukan
anime favoritku hingga akhirnya aku sadar saat nonton film ini sampai tamat dan
kepalaku jadi sakit. Hahahaha.. meskipun begitu aku sangat menikmati cerita
dalam anime yang disuguhkan ini, beneran, aku sakit kepala bahkan moodku juga
jadi naik turun gara-gara alur ceritanya. Ceritanya bisa dibilang mirip sekali
dengan film Hunger Games.. yup mirip sekali tapi beda dikit lah pemasalahn
awalnya. Inti dari pertarungannya yang mirip.
Kenapa aku suka BTOOOM? Karena
ceritanya realistik begitu juga tokoh-tokohnya, permasalahan umum yang muncul
dalam diri manusia tergambar jelas dalam setiap tokoh dan mereka mencoba untuk
mencari jalan keluar dari shitty game dengan cara-cara yang sangat real yang
mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya jika kita berada diposisi yang
sama seperti mereka. Kalau aku... dari 100% kemungkinan bertahan hidup mungkin
aku Cuma bisa sampai 70% atau 80% dan akan KO saat hampir sampai difinish
(ngakunyaaaaaa :3).
Anime ini menurutku
cukup berhasil diawal (lagi... gomen karena aku menonton anime ini tanpa
membaca manganya dulu, kita semua tahu kalau itu adalah kesalahan yang fatal,
tapi aku cukup bersyukur nggak baca manganya duluan karena aku pasti nggak akan
bisa menikmati animenya dengan kepala dingin kalau sudah tahu alur cerita
sebenarnya)
Cerita ini dimulai
dengan seorang pengangguran berusia 22 tahun yang bernama Sakamoto Ryouta ia
menghabiskan waktunya hanya untuk main game. Dikehidupan nyata ia adalah orang
yang gagal tapi dalam sebuah permainan mmropg (bener gak nih) Survival Game
yang disebut BTOOOM, Ryouta adalah yang terbaik diseluruh Jepang dan berhasil
masuk dalam jajaran 10 besar pemain terbaik didunia. Ia menerima begitu banyak
perhatian dan penghargaan dalam dunia BTOOOM dan ditempat ini ia merasa sangat
dihargai dan memiliki banyak teman juga kehidupan maya yang sempurna.
Masalah muncul ketika
ibunya memintanya untuk mencari kerja dan memulai kehidupan nyata yang
sebenarnya, untuk seorang nerd yang sudah tertutup dengan mindset yang sulit
diubah, merasa diterima dikehidupan nyata adalah satu poin penting agar merasa
nyaman didunia nyata dan Ryouta tak merasa bahwa ia akan diterima dengan baik
didunia nyata jadi dia menolak keinginan ibunya saat sang ibu memintanya untuk
kerja ditempat pamannya.
Sebuah perusahaan besar
pemilik game BTOOOM mempunyai sebuah agenda rahasia, yaitu menyuguhkan game
survival BTOOOM dalam nuansa nyata, mereka membuat sebuah ‘iklan’ khusus dimana
iklan itu menyatakan jika seseorang ingin melenyapkan seseorang, maka dia bisa
mengirimkan surat itu ke (mana gitu alamatnya aku udah lupa, udah lama banget
ga nonton lagi) dan menuliskan nama orang tersebut didalam surat.
Ibu Ryouta menuliskan
nama Ryouta dan mengirimkan suratnya, tanpa diduga ibunya... hal itu menjadi
nyata, Ryouta diculik oleh sebuah organisasi rahasia yang dimiliki oleh
perusahaan game penerbit BTOOOM. Tentu saja awalnya Ryouta tak menyadari hal
ini dan selama beberapa hari ia merasa kebingungan saat mendapati dirinya
berada disebuah pulau terpencil (dekat indonesia sih kayaknya :3) dengan sebuah
tas berisi alat-alat aneh yang tidak ia kenal. Alat itu adalah bom, aku nggak
akan jelasin jenis bomnya karena ini akan jadi review singkat saja.
Aku akan luangkan
waktuku untuk nonton season 2nya, jujur saja anime ini menarik, pertarungan yang
nggak diduga dan penggambaran karakter manusia yang bisa berubah-ubah dan
betapa rentannya jiwa manusia yang lemah saat ia diterpa permasalahan dan
bingung kapan harus mempercayai seseorang atau menolong seseorang. Semua orang
dalam game ini memiliki permasalahan masing-masing yang membuat mereka dibenci
orang lain namun mereka tak menyadarinya. Dibalik keraguan dan emosi mereka,
mereka tak sadar bahwa sebenarnya mereka hanya dipermainkan oleh organisasi
rahasia yang meraup keuntungan dari suguhan game survival yang mereka mainkan,
dimana mereka harus membunuh orang lain hanya demi sekotak makanan dan sebotol
minuman dan para ekspatriat tersebut tertawa terpingkal-pingkal saat melihat
darah berceceran dan ledakan dahsyat dalam suguhan tersebut lalu bahagia saat
mereka mati.... (oke, aku sudah keterlaluan dalam menjelaskannya)
Oke, sampai sini aku
takjub, pertarungannya keren.. no comment. Tapi... lagi-lagi bagian ending
menghantuiku, hahahahaha... gimana ya ngejelasinnya, aku agak kecewa dengan
bagian ending dan menurutku itu agak merusak jalan cerita dan karakter Ryouta
yang sudah terlanjur baik (menurutku) tapi... kalau dipikir lagi, apa yang
Ryouta rasakan itu hal yang wajar... insting seperti itu pasti akan terjadi
didunia nyata dan pembuat anime ini pasti ingin menyuguhkan hal yang real yang
kemungkinan besar juga akan terjadi didunia nyata. Siapa sih yang bisa tahan
berada dipulau terpencil, dengan perasaan ketakutan harus membunuh dan dibunuh,
bertahan hidup dan lari dari ketidak pastian... cewek cantik yang bertahan
sendirian pasti akan sangat menarik perhatian (sebenarnya aku harus baca
manganya nih, aku takut salah ngomong karena cuman berpatok sama animenya saja
dan nggak baca manganya bisa jadi di manga malah lebih ekstrim, :p).
Anime ini keren tapi ada
beberapa bagian yang agak membuatku kecewa, tapi kalau kalian tanya apa aku
akan nonton lanjutannya lagi, so pasti aku akan menunggu lanjutannya. (Lalu,
sorry spamming... aku sekarang lagi baca Dead Tube bagi kalian yang tahu manga
ini, tolong jangan cerca diriku, this is the worst manga everr!! Kayaknya genrenya
bisa disamakan dengan BTOOOM. Meskipun manga ini gila... jujur aku menunggu
kelanjutannya, ini manga kriminal yang benar-benar parah dan sempat bikin shock
otak dan mataku, ah~ mungkin aku harus mulai baca manga cinta-cintaan lagi,
gomen :3)
3.
Kabaneri
Of The Ironfortress (Koutetsu No Kabaneri)
Aku pernah mereview
anime ini sebelumnya saat aku baru saja menyelesaikan 6 episode, jujur saja aku
berekspektasi sangat besar terhadap anime ini karena dibuat oleh krunya Attack
on Titan dan merupakan plot asli bukan berdasarkan manga. So aku menjadikan
Attack on Titan sebagai patokanku dalam menonton Anime ini tapi tentu saja ini
bukan pembanding yang seimbang meskipun anime ini terkesan sangat mirip. Klikdisini.
Sebenarnya anime ini
akan bagus jika saja para pembuatnya agak sedikit teliti dalam pengerjaannya,
ada beberapa hal yang nggak sinkron, seperti kok bisa sih si Ikoma menghentikan
kereta besi yang berjalan hanya dengan satu tangan? (oh maan~ really?) padahal
sebelumnya dia pernah dikurung dalam kurungan besi dan nggak bisa keluar ?
situasinya sama-sama sudah jadi Kabaneri lho (mungkin aku yang kurang teliti
saat menonton kali ya, mungkin aku melewatkan beberapa bagian penting dimana
Ikoma mungkin saja mendapat suntikan penguat atau apa gitu) entah lah aku malas
menonton ulang.
Cerita deket-deket
ending agak sedikit nggak bisa kupahami, dan perasaanku saat menonton endingnya
nggak seperti saat awal aku excited nonton episode awal sampai 8 dan saat aku
nonton Attack on Titan. Dimana aku selalu gila-gilaan nyari kelanjutannya
sampai akhirnya membaca manganya (memang kalau khusus AOT pilih anime atau
manga aku lebih pilih anime :3). Aku kecewa dengan endingnya yang
menggantung... entahlah, mungkin banyak dari kalian merasa endingnya adalah hal
yang wajar tapi entah kenapa aku nggak begitu suka dengan endingnya karena
bukan saja jauh dari ekspektasiku... anime ini nggak berhasil ‘membunuhku’.
Tokoh favoritku Mumei,
kenapa dia masih tetap hebat padahal sudah jadi manusia biasa? Kabane belum
dibunuh semua dan yang jadi Kabaneri Cuma Ikoma, apa dia akan bertahan
menghadapi semuanya sendirian? Lalu ini lagi-lagi konspirasi pemerintah, Kabane
itu hasil dari eksperimen pemerintah gitu (?) I dont know... Endingnya
menimbulkan begitu banyak pertanyaan dalam benakku dan mereka nggak buat season
2 nya~ (?) ... good job. Kasusnya mirip sekali dengan anime Black Bullet. Sampai
sekarang aku selalu berharap Black Bullet akan ada season 2 nya, tapi karena
sudah kelamaan kurasa aku harus move on.
Hahahaha... :V
So redaer chan... sampai
disini dulu reviewku, oh ya kalian tidak harus setuju dengan pemikiranku
tentang tiga anime ini, tentu saja aku sangat suka ketiganya dan aku akan
nonton season selanjutnya kalau memang ada. Mmm... aku juga bukan
pengkritik yang bagus, aku bukan masternya dalam hal ini jadi ini murni hanya
pemikiran ku sendiri jadi kalau kalian punya opsi yang berbeda tak mengapa, siapa tahu adapemikiran dari sisi lain yang mungkin nggak terpikirkan
olehku. Lalu... kalau kalian punya list anime action psychological yang bagus aku
akan sangat senang jika bisa dapet listnya :3 Sankyuu reader chan~
Janneee~
0 comments:
Post a Comment